Oleh Sunil Dahiya
Seperti yang kita ketahui bersama, pandemi Covid-19 telah membuat kerusakan besar pada sistem pendidikan di seluruh dunia. Menurut UNICEF, pada puncak karantina wilayah, lebih dari 1,5 miliar anak terdampak oleh penutupan sekolah, yang menyebabkan krisis pembelajaran global yang belum pernah terjadi sebelumnya. Penutupan lembaga pendidikan di 188 negara telah mempercepat adopsi mekanisme pembelajaran alternatif. Survei UNICEF di 149 negara tentang tanggapan pendidikan nasional terhadap COVID-19 menyoroti bahwa lebih dari 33% negara responden telah memperkenalkan program perbaikan untuk membantu anak-anak mengejar ketertinggalan mereka dalam belajar. Perlu dicatat bahwa 90% dari negara-negara responden menggunakan metode pembelajaran elektronik.
Lingkungan e-learning yang baru sedang diciptakan kembali dan pendidikan digital telah membuka jalan baru bagi para guru dan siswa, memastikan keterlibatan yang lebih besar dalam rantai nilai pembelajaran. Pendidikan di India perlu ditingkatkan secara besar-besaran, terutama di daerah-daerah terpencil. Kita perlu meningkatkan metodologi pengajaran, mengisi kekurangan guru, meningkatkan rasio siswa-guru, dan meningkatkan sumber daya pengetahuan. Saat ini, baik pelajar maupun akademisi lebih banyak menggunakan metodologi e-learning sebagai solusi sementara di masa Covid-19 ini. Namun, kebutuhannya adalah untuk membawa e-learning ke depan dan menambahkannya sebagai kerangka kerja jangka panjang untuk model pembelajaran yang ada.
Mengambil pembelajaran jarak jauh/e-learning selangkah lebih maju adalah dengan menawarkan solusi pembelajaran secara langsung kepada pengguna, yang dapat memberikan perjalanan pembelajaran yang sangat dapat disesuaikan dan menarik. Dengan internet yang semakin terjangkau dan mudah diakses, kita akan melihat konvergensi yang lebih besar antara media belajar-mengajar digital dan tradisional. Di India, dengan sekitar 850 juta pengguna ponsel (Statista 2021) dan hampir 5 jam yang dihabiskan setiap hari untuk menggunakan aplikasi (laporan AppAnnie, 2021), membuka potensi yang sangat besar untuk memberikan solusi pembelajaran secara langsung kepada para pelajar. Dengan kemajuan dalam konektivitas dan aspirasi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, keterampilan "Direct2Learner (D2L)" menjadi bagian integral dari metode penyampaian pembelajaran bagi banyak organisasi.
"Direct2Learner (D2L)" adalah sebuah mekanisme di mana pembelajaran disampaikan secara langsung kepada peserta didik dengan menggunakan teknologi seperti telepon genggam (yang terhubung dengan internet), televisi, radio, dll. Namun, pembelajaran menggunakan ponsel biasanya merupakan cara penyampaian yang paling disukai dan efektif. Pembelajaran menggunakan ponsel dan internet sangat interaktif dan dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. D2L dapat memiliki dua varian utama; yang pertama adalah sepenuhnya 'self-driven' oleh siswa dan yang kedua adalah 'blended', di mana seorang guru memfasilitasi pembelajaran yang dipandu dengan menggunakan alat bantu online.
Keuntungan utama dari model Direct2Learner (D2L) adalah sebagai berikut:
- Menghadirkan pembelajaran di depan pintu, dapat dilakukan di rumah, kantor, atau saat bepergian
- Menawarkan fleksibilitas yang luar biasa dalam hal pembelajaran individu atau pembelajaran kelompok
- Sangat nyaman, tersedia 24 * 7
- Menawarkan keuntungan finansial karena berkurangnya waktu tempuh dan biaya terkait lainnya
- Kustomisasi cepat dalam konten dimungkinkan
- Beragam alat pembelajaran; berbasis permainan, berbasis video, berbasis audio, dll.
- Kemungkinan menjadi bagian dari komunitas global
- Memecahkan masalah ketersediaan guru yang terlatih dengan baik
- Akses ke pelatihan berkualitas tinggi dari organisasi terkemuka
- Pilihan belajar paling aman selama pandemi dan penguncian
Tantangan utama untuk model Direct2Learner:
- Aksesibilitas perangkat di daerah terpencil dan pedesaan serta masyarakat miskin masih menjadi masalah
- Tidak semua hal dapat diajarkan dengan efektif menggunakan alat dan metodologi online, terutama hard skill
- Peserta didik harus lebih disiplin
- Keterampilan belajar aktif sangat penting
Secara keseluruhan, "Direct2Learner" siap untuk membawa perubahan paradigma dalam cara penyampaian pendidikan; ini akan menjadi wajah pendidikan masa depan di negara ini. Ini akan memberikan kekuatan yang sangat besar bagi para pembuat konten dan pelajar untuk membuat dan memanfaatkan konten dan pelatihan yang berkualitas tinggi dan menarik. Dengan teknologi baru seperti VR & AR, model "Direct2Learner" akan menjadi lebih menarik dan efektif serta dapat menemukan cara untuk meminimalkan ketergantungan pada laboratorium untuk mempraktikkan keterampilan yang sulit.
Namun, masih ada ketergantungan yang sangat besar pada Pemerintah dan organisasi swasta untuk membuatnya dapat diakses oleh setiap warga negara dan diterima oleh masyarakat. Menciptakan infrastruktur yang dapat mendukung sistem pendidikan baru ini akan menjadi kunci, terutama untuk daerah pedesaan dan terpencil. Hal ini juga akan melibatkan pelatihan guru/pengajar dalam menggunakan teknologi online (blended), termasuk alat komunikasi dan pengajaran untuk menciptakan dampak yang kuat bagi para pelajar. Kami juga perlu mempopulerkan semua sumber daya yang tersedia di antara masyarakat dengan menggunakan saluran yang tepat agar mereka mengetahui tentang kursus, alat, dan platform daring, dan mulai merasakan manfaatnya.
Sumber: Intisari Pendidikan Tinggi