Beberapa bulan yang lalu, dilaporkan bahwa Kementerian UMKM telah menetapkan target untuk meningkatkan kontribusi sektor ini pada PDB hingga 50 persen pada tahun 2025. PDB India pada tahun 2019-20 adalah $2,9 triliun (₹1,45,693 miliar), di mana kontribusi sektor UMKM adalah sekitar 30 persen.
Hal ini kemungkinan akan mencapai sekitar $4,1 triliun (sekitar ₹1,93,130 miliar) pada tahun 2025-26 sesuai dengan estimasi terbaru dari IMF, yang menyiratkan bahwa sektor UMKM akan menargetkan untuk berkontribusi sekitar ₹96,565 miliar terhadap PDB. Dengan mencapai tujuan ambisius ini, India dapat menjadi contoh global dalam melambungkan sektor UMKM. Namun, hal ini akan membutuhkan intervensi pragmatis dan pendekatan multi-cabang.
Pandemi telah berdampak besar pada segmen UMKM, dan pemerintah telah mengambil beberapa langkah untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah.
Namun, tantangan yang lebih besar yang harus diatasi adalah bagaimana melompati usaha mikro menjadi kecil, kecil menjadi menengah, dan menengah menjadi besar, sehingga mencapai slogan ‘Tangan Kecil Kami Membuat Anda BESAR’ di portal Udyam.
Salah satu langkah pertama yang dapat diadopsi pemerintah adalah menggunakan teknologi dan menganalisis data dari portal Udyam untuk memahami tren di sektor UMKM.
Hal ini dapat memanfaatkan informasi yang tersedia untuk mendapatkan wawasan utama seperti mengidentifikasi sektor-sektor yang memiliki rasio perputaran terhadap investasi yang tinggi, positif atau negatif dalam kaitannya dengan perputaran rata-rata per organisasi, sektor-sektor yang memiliki tren menurun dalam hal rata-rata jumlah karyawan atau rata-rata ekspor atau perputaran, dll.
Analisis semacam ini dapat didukung oleh latihan analisis akar masalah yang dapat menghasilkan langkah-langkah kebijakan spesifik yang perlu diambil pemerintah untuk memberikan dorongan pada tren positif dan/atau menahan tren penurunan.
Hampir 59 lakh UMKM terdaftar di portal Udyam, dengan lebih dari 94 persen di antaranya merupakan usaha mikro dan hanya 0,5 persen yang merupakan usaha menengah. Lebih jauh lagi, sekitar 70 persen dari UMKM ini berasal dari hanya delapan negara bagian, yang tidak proporsional. Asimetri ini mencerminkan langkah-langkah implementasi dan penyebaran informasi yang tidak merata.
Tidak adanya peluang dan insentif yang tepat telah menyebabkan kurangnya kepercayaan dan persepsi yang kurang baik di antara UMKM dan telah diterjemahkan ke dalam pengembangan yang tidak merata di area/segmen tertentu.

Oleh karena itu, langkah kedua yang diperlukan adalah meningkatkan jangkauan dan kesadaran kepada UMKM agar mereka dapat memanfaatkan manfaat yang ditawarkan di bawah berbagai skema pemerintah. Video yang menjelaskan berbagai aspek skema pemerintah, secara sederhana, dapat dibuat dalam bahasa Inggris/bahasa daerah dan dipublikasikan di situs web pemerintah, media sosial, dll.
Selain itu, asosiasi UMKM, penyedia pelatihan keterampilan, dan LSM dapat dilibatkan untuk melakukan kegiatan penjangkauan dan menciptakan kesadaran dengan menggunakan konten yang dibuat. Setiap lembaga yang mendaftar sebagai UMKM di portal Udyam dapat diberikan perangkat selamat datang yang berisi video dan selebaran yang berkaitan dengan kebijakan/skema pemerintah.
Kampanye penjangkauan yang ditargetkan untuk UMKM di kota-kota kecil dan kota besar, daerah pedesaan dan daerah terpencil perlu dilakukan untuk menciptakan kesadaran dan memasukkan mereka ke dalam Udyam, portal pengadaan negara, e-Marketplace (GeM) pemerintah, dan lain-lain.
Penting juga untuk melakukan pendampingan terhadap UMKM yang dapat dibentuk pusat-pusat dukungan UMK bergulir, terutama di klaster-klaster UMKM, untuk memberikan dukungan akuntansi, hukum, dan dukungan teknis lainnya secara cuma-cuma.
Sama pentingnya untuk menciptakan mekanisme penanganan keluhan yang kuat dan efisien untuk menumbuhkan kepercayaan di antara UMKM.
Aspek ketiga dan yang paling penting bagi pemerintah adalah membangun permintaan untuk barang dan jasa yang disediakan oleh UMKM. Pemerintah pusat telah mengamanatkan bahwa setiap kementerian/departemen/PSU harus menetapkan target tahunan untuk 25 persen pengadaan dari sektor UMKM, yang menciptakan pasar yang baik bagi UMKM. Namun, perembesan kebijakan ini di semua negara bagian belum terjadi.
Kebijakan pengadaan yang didefinisikan dengan baik untuk UMKM di setiap negara bagian, yang dengan jelas mengamanatkan target pengadaan tahunan, dapat menciptakan permintaan tambahan untuk usaha kecil.
Lebih lanjut, langkah-langkah spesifik seperti pembebasan biaya tender / Earnest Money Deposit (EMD) / jaminan kinerja, preferensi harga, pemecahan kontrak menjadi lot yang lebih kecil, pembayaran tepat waktu, dll, dapat merangsang pertumbuhan UMKM. Setiap negara bagian juga dapat mengembangkan dasbor untuk melacak status pengadaan yang dilakukan oleh UMKM.
Pemerintah juga harus menganalisis langkah-langkah yang perlu diambil yang dapat membantu organisasi yang berada di titik puncak untuk naik ke tingkat berikutnya. Pemerintah harus mengidentifikasi hambatan-hambatan seperti beban kepatuhan, implikasi pajak, dan sebagainya, yang membuat organisasi enggan atau tidak dapat berpindah dari satu tingkat ke tingkat lainnya dan mengatasinya dengan tepat melalui modifikasi kebijakan.
Penting untuk dipahami bahwa untuk membangun ekonomi di mana UMKM memiliki peran yang lebih besar, pemerintah harus melepaskan pandangan universalnya dan mengadopsi pendekatan sektoral yang lebih terinci.


