Oleh Kamal Das
Dalam beberapa tahun terakhir, India telah berada dalam lintasan yang luar biasa, yang bertujuan untuk memperkuat posisinya sebagai kekuatan ekonomi global. Perjalanan ini didorong oleh tingkat pertumbuhan yang kuat yang menggarisbawahi potensi negara ini untuk mentransformasi tidak hanya ekonominya tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ekonomi dunia. India terus tumbuh dengan tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tertinggi di dunia dan hampir dua kali lipat dari rata-rata pertumbuhan ekonomi negara berkembang. Namun, mencapai pertumbuhan 10% yang berkelanjutan bergantung pada satu faktor penting: Partisipasi perempuan yang lebih besar dalam angkatan kerja.
Meskipun ada peningkatan secara bertahap, partisipasi wanita dalam pekerjaan di seluruh India tetap rendah dibandingkan dengan tolok ukur global. Hal ini menunjukkan adanya potensi yang sangat besar. Untungnya, data terbaru menyoroti peningkatan yang signifikan dalam tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan (FLFPR), naik dari 23,3% pada tahun 2017-18 menjadi 37% pada tahun 2022-23. Pergeseran ini, terutama terlihat di daerah pedesaan yang terdiri dari tenaga kerja pertanian terampil, mencerminkan keterlibatan perempuan yang semakin meningkat dalam kegiatan produktif.
Sektor penerbangan, misalnya, memiliki proporsi pilot wanita tertinggi di dunia, yang menandakan langkah progresif di bidang-bidang tertentu. Perempuan terdiri dari 15% dari 10.000 pilot yang ada di negara ini, dibandingkan dengan rata-rata global yang hanya 5%.
Menyadari potensi yang belum dimanfaatkan ini, pemerintah telah secara proaktif menerapkan kebijakan dan program yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja. Kode Pengupahan 2019 adalah salah satu langkah legislatif tersebut, yang memastikan kesetaraan gender dalam hal upah dan kondisi kerja. Selain itu, inisiatif-inisiatif seperti paket Atmanirbhar Bharat, dengan stimulus fiskal yang melebihi 27 lakh crores, dan Pradhan Mantri Mudra Yojana (PMMY), yang memfasilitasi pinjaman tanpa agunan untuk bisnis-bisnis, telah menjadi sangat penting dalam mendorong lapangan kerja dan kewirausahaan bagi para wanita.
Selain upaya-upaya pemerintah yang signifikan dan pergeseran masyarakat menuju kesetaraan gender, program lakhpati didi merupakan bukti dari komitmen India terhadap pemberdayaan perempuan. Inisiatif ambisius ini bertujuan untuk memberdayakan dua crore wanita pedesaan dengan membekali mereka dengan keterampilan praktis, seperti pipa ledeng dan pembuatan bohlam LED, dan pada akhirnya mendorong kewirausahaan.
Meskipun ada kemajuan penting, India terus tertinggal di belakang standar global dalam hal representasi tenaga kerja wanita. Menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO), menggandakan persentase perempuan dalam angkatan kerja pada tahun 2025 dapat secara substansial meningkatkan PDB India. Hal ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk meningkatkan partisipasi tenaga kerja wanita untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
India mengakui peran penting perempuan dalam mendorong pendakiannya sebagai kekuatan ekonomi. Mengintegrasikan perempuan sepenuhnya ke dalam struktur ekonomi tidak hanya memastikan kesetaraan gender tetapi juga mengkatalisasi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Sebagaimana India memetakan arahnya untuk menjadi salah satu dari tiga kekuatan ekonomi terbesar di dunia, memprioritaskan inklusi perempuan tetap menjadi pusat dari narasi pertumbuhannya.
Sumber: Hindustan Times